Lalu, model kemeja seperti apa yang paling diminati oleh konsumen online? Artikel ini akan membahas tren kemeja paling laris di marketplace berdasarkan pengamatan desain, fungsi, dan strategi pemasaran dari para penjual.
![]() |
layanan konveksi kemeja |
1. Kemeja Flanel
Ciri Khas:
- Motif
kotak-kotak
- Bahan
tebal dan hangat
- Cocok
untuk suasana kasual atau semi-formal
Alasan Laris:
Kemeja flanel menjadi andalan karena fleksibel—bisa
digunakan sebagai atasan biasa atau outer. Kesan maskulin dan “street style”
membuatnya disukai oleh pria muda, pelajar, hingga mahasiswa. Harga yang
terjangkau dengan variasi warna yang banyak juga menjadi daya tarik utama.
2. Kemeja Linen Lengan Pendek
Ciri Khas:
- Terbuat
dari bahan linen yang adem
- Warna-warna
netral seperti putih, krem, dusty blue
- Potongan
loose atau regular fit
Alasan Laris:
Tren gaya minimalis dan aesthetic membuat kemeja linen
lengan pendek banyak dicari, terutama di musim panas atau untuk liburan. Banyak
dipadukan dengan celana chino atau pendek untuk gaya “resort look”. Kemeja ini
sangat populer di kalangan pembeli usia 20–35 tahun, baik pria maupun wanita.
3. Kemeja Oversize Unisex
Ciri Khas:
- Potongan
besar (oversize)
- Bisa
dipakai pria maupun wanita
- Sering
kali polos atau dengan motif sablon kecil di dada
Alasan Laris:
Kemeja oversize jadi tren karena nyaman dan cocok
dipadupadankan dalam berbagai gaya, dari kasual, edgy, hingga Korean look.
Model ini sangat digandrungi oleh generasi Z dan pembeli remaja. Banyak
influencer dan selebgram menjadikan kemeja oversize sebagai item gaya wajib.
4. Kemeja Batik Slim Fit
Ciri Khas:
- Motif
batik kontemporer
- Potongan
mengikuti bentuk tubuh
- Cocok
untuk acara semi-formal atau kantor
Alasan Laris:
Kemeja batik slim fit tetap menjadi produk unggulan karena
dipakai untuk berbagai keperluan, dari kerja kantoran hingga kondangan. Model
slim fit memberi kesan modern, dan sering kali ditawarkan sebagai “kemeja batik
kerja murah” di marketplace dengan promo bundling. Konsumen pria usia 25–40
menjadi target utama model ini.
5. Kemeja Putih Polos Formal
Ciri Khas:
- Warna
putih bersih
- Tanpa
motif
- Bisa
lengan panjang atau pendek
Alasan Laris:
Kemeja putih adalah item wajib untuk siswa, mahasiswa,
pelamar kerja, hingga pekerja kantoran. Model ini termasuk “high demand” karena
sering dibeli secara massal oleh sekolah, kampus, atau perusahaan. Meski
terlihat simpel, kemeja putih tetap menjadi penyumbang volume penjualan
terbesar di kategori kemeja.
6. Kemeja Pantai (Hawaiian Shirt)
Ciri Khas:
- Motif
floral, tropikal, atau abstrak cerah
- Potongan
loose
- Terbuat
dari rayon atau katun ringan
Alasan Laris:
Menjelang musim liburan atau event outdoor, penjualan kemeja
pantai meningkat drastis. Desainnya yang berani dan ceria cocok untuk outfit
santai dan travel. Banyak brand lokal menjual model ini dengan harga bersaing
dan menjadikannya konten viral di media sosial.
7. Kemeja Kerja Wanita Model Tunik
Ciri Khas:
- Potongan
panjang seperti tunik
- Bisa
polos atau motif garis/lurik
- Umumnya
berbahan katun, rayon, atau toyobo
Alasan Laris:
Kemeja model tunik banyak dicari oleh wanita pekerja dan
pengguna hijab. Selain nyaman, model ini memberikan kesan rapi dan tetap
syar’i. Kemeja ini juga sering dibeli sebagai seragam komunitas atau kantor,
sehingga punya permintaan besar secara kolektif.
Faktor yang Mempengaruhi Kemeja Laris di Marketplace
- Harga
Kompetitif
Model kemeja yang dijual antara Rp50.000–Rp150.000 lebih mudah laku, terutama jika tersedia dalam banyak pilihan warna dan ukuran. - Desain
Simpel namun Stylish
Kemeja dengan desain bersih, warna netral, atau motif tidak berlebihan cenderung disukai karena mudah dipadupadankan. - Foto
Produk Menarik & Review Positif
Seller yang menampilkan foto real (bukan hanya mockup), lengkap dengan review dan testimoni, biasanya punya daya jual lebih tinggi. - Ketersediaan
Ukuran Lengkap
Model kemeja dengan size XS sampai XXL lebih diminati karena bisa menjangkau lebih banyak segmen konsumen. - Fleksibilitas
Pemakaian
Konsumen cenderung memilih model kemeja yang bisa digunakan di berbagai kesempatan—kerja, kuliah, nongkrong, hingga kondangan.
Produksi Sendiri atau Beli dari Distributor: Mana yang
Lebih Efektif?
Bagi pelaku usaha yang ingin menjual kemeja secara online di
marketplace, ada dua jalur utama dalam mendapatkan produk: memproduksi
sendiri (via konveksi) atau membeli stok dari
distributor/grosir.
1. Produksi Sendiri Melalui Konveksi
Membuat kemeja dengan brand sendiri melalui layanan konveksi kemeja memberikan keuntungan besar dari segi kontrol desain
dan kualitas. Anda bisa menentukan:
- Model
dan bahan yang digunakan
- Desain
label atau branding (private label)
- Ukuran
dan warna yang disesuaikan dengan pasar target
Namun, produksi sendiri juga membutuhkan perencanaan yang
matang, seperti:
- Modal
awal untuk produksi minimal (MOQ)
- Kerja
sama dengan konveksi terpercaya
- Manajemen
stok dan risiko produk tidak laku
Model ini cocok untuk seller yang ingin membangun brand
fashion sendiri atau ingin tampil unik di pasar.
2. Beli Stok dari Distributor atau Supplier Grosir
Jika Anda ingin mulai berjualan kemeja tanpa harus produksi
sendiri, membeli dari distributor adalah pilihan praktis. Umumnya, distributor
menyediakan:
- Model
kemeja yang sedang tren dan laris di pasaran
- Harga
grosir yang kompetitif untuk reseller
- Dukungan
katalog dan ready stock
Cara ini cocok untuk pemula yang ingin cepat mulai jualan
tanpa risiko produksi. Namun, Anda akan memiliki keterbatasan dalam desain,
margin keuntungan, dan kemungkinan produk yang sama juga dijual oleh banyak
penjual lain.
Tips Memilih Konveksi atau Distributor Kemeja
- Pastikan
kualitas produk sesuai foto dan review
- Cari
mitra yang bisa memberikan reseller kit atau produk
white label
- Jika
memproduksi sendiri, kunjungi workshop konveksi untuk melihat prosesnya
- Pilih
distributor yang konsisten dalam pengiriman, ketersediaan stok, dan
variasi model
Kesimpulan
Model kemeja yang paling laris di marketplace tidak selalu
bergantung pada tren mode semata, tetapi pada kombinasi antara kenyamanan,
fungsi, desain, dan harga. Kemeja flanel, oversize, linen, hingga batik
slim fit menunjukkan bahwa pasar Indonesia menyukai variasi yang luas dengan
harga terjangkau.
Bagi pelaku usaha fashion, memahami model-model kemeja yang
laris ini bisa menjadi acuan dalam menentukan stok, membuat konten promosi,
hingga menetapkan harga kompetitif. Di tengah persaingan marketplace yang
ketat, menjual kemeja dengan pendekatan tren, foto menarik, dan pelayanan cepat
akan sangat menentukan kesuksesan penjualan